Muhammad Al Fatih merupakan pemuda yang mampu mewujudkan salah satu bisyaroh nubuwah. Kisah perjuangannya mampu menjadi inspirasi bagi para pejuang tegaknya syariat Islam dan khilafah dalam mewujudkan janji Allah dan bisyaroh nubuwah. Ada beberapa ibroh yang bisa kita ambil dari kisah selama hidupnya.

Mental al Fatih sejak kecil

Sejak kecil pada diri al Fatih sudah ditanamkan jiwa pemimpin terbaik, penakluk Konstantinopel, anak yang kelak akan mewujudkan sebuah bisayroh nubuwah. Syaikh Aaq Syamsudin, secara istiqomah mengajarkan dan mengulang-ulang bisyaroh nubuwah, kisah jihad dan futuhat para shahabat dan pendahulu al Fatih yang ingin menaklukkan Konstantinopel, serta yang terpenting adalah ketaatan totalitas pada Sang Kholiq. Sejarah telah mencatat, bahwa semenjak baligh hingga akhir hidupnya al Fatih tidak pernah meninggalkan shalat rowatib dan sholat tahajud, selama hidupnya ia menjadikan syariat selalu didepan matanya dan berusaha jangan sampai melanggar syariat yang Islam mulia ini.

Al Fatih juga manusia, sama seperti kita yang juga berjuang dan berdakwah demi tegaknya izzul Islam wal muslimin. Hanya mungkin kalau kita mau bertanya pada diri kita, sudah sejauh mana upaya kita untuk dapat mewujudkan bisyaroh nubuwah tegaknya kembali Daulah Khilafah ‘Alaa Minhajin Nubuwah. Jika hanya untuk menaklukkan “sebuah kota” al Fatih sudah melakukan persiapan sejak dini dengan bermacam aktivitas untuk mengasah kemampuannya dan amal ibadah untuk selalu dekat dengan Allah, Bagaimana dengan kita yang memiliki cita-cita untuk menegakkan kembali Daulah Khilafah ‘Alaa Minhajin Nubuwah?

Pemuda yang berani menasehati pemimpin

Pada saat usianya masih belia, al Fatih sudah mendapatkan amanah untuk memimpin ibu kota Negara Khilafah menggantikan ayahnya Sulthan Murad II yang pergi beruzlah untuk bertaqorub kepada Allah. Ia laksanakan amanah itu dengan penuh tanggung jawab. Pada saat melaksanakan amanah ini, al Fatih mendapatkan serangan dari Pasukan Salib di Varna-Bulgaria. Terdesak karena masih minimnya jam terbang dalam menjalankan pemerintahan, kemudian ia meminta ayahnya untuk turun membantunya, namun ayahnya selalu menolaknya. Beberapa kali ia mengirim surat kepada ayahnya, namun bantuan yang diharapkan tak kunjung datang. Akhirnya, al-Fatih menulis surat kepada ayahnya yang isinya begini,

Siapakah yang saat ini menjadi sulthan Saya atau ayah?

Kalau ayahanda yang menjadi sulthan, maka seharusnya seorang pemimpin berada di tengah rakyatnya dalam situasi seperti ini

Kalau Saya yang menjadi sulthan, maka sebagai pemimpin, saya perintahkan ayahanda sekarang juga untuk datang kemari ikut memimpin pasukan membela rakyat.

Jiwa pemberani untuk mengkoreksi pemimpin seperti yang pernah dilakukan al Fatih perlu untuk kita adopsi, apalagi di saat para pemimpin di negeri ini tidak menerapkan Syariat Islam, sering mendzolimi umat dan banyak yang bermaksiat kepada Allah. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda :
سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ بن عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَرَجُلٌ قَامَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ ، فَنَهَاهُ وَأَمَرَهُ ، فقتلُه
“Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan seseorang yang berdiri dihadapn pemimpin zhalim dan tidak adil, lalu dia mengajak dan mencegahnya hingga ia dibunuh.” (Al-Hakim dan At-Thabrani)
Ada yang berminat?

Catatan prestasi emas al Fatih

Keseriusan al Fatih dalam mewujudkan cita-cita untuk menaklukkan konstantinopel juga diikuti dengan berbagai catatan prestasi emasnya, diantaranya :

1. Semenjak aqil baligh hingga meninggal dunia al Fatih tidak pernah meninggalkan sholat rowatib dan sholat tahajjud;
2. Menjadi gubernur ibu kota daulah khilafah pada usia 21 tahun;
3. Menguasai 7 bahasa pada usia 23 tahun;
4. Membentuk Pasukan Inkisaria, sekitar 40.000 pasukan elit dengan program pelatihan terpadu sejak kecil dilatih fisik, akademis, strategi perang, ilmu ushul fiqh, dan semua disiplin ilmu lain. Setengah pasukan al-Fatih selalu melaksanakan tahajjud pada malam hari
5. Pada tahun 1452 M, al Fatih membangun benteng Rumeli Hisari dengan tinggi 82 meter, dengan 5000 pekerja selesai dalam waktu 4 bulan
6. Membuat The Great Turkish Bombard (first Supergun)
7. Bersama pasukannya mampu memindahkan 70 kapal perang dari Selat Bosphorus menuju Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam dengan menggunakan tekhnologi yang ada pada waktu itu.
8. Tepat pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M adalah “tanggal keramat” bagi bangsa Eropa karena pada tahun inilah al Fatih mendapat pertolongan dari Allah, berhasil mewujudkan bisyaroh nubuwah untuk menaklukan Konstantinopel setelah melewati 54 hari pertempuran dan 825 tahun penantian.

Khutbah meraih kemenangan

Sebelum menaklukkan Konstantinopel, ada khutbah yang disampaikan al Fatih untuk seluruh pasukannya :

“Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”

Dari khutbah diatas telah jelas bahwa al Fatih sadar bahwa kelak jika Ia berhasil menaklukkan Konstantinopel, hal itu semata-mata hanya atas pertolongan dan izin dari Allah SWT, bukan karena kemampuan strategi perang, kekuatan pasukan atau senjatanya. Maka al Fatih berpesan: “Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini.”

Wasiat dari al Fatih

Menjalani hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad al-fatih merasaan kematian mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa rasa bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan apa yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua, hari itu ia merasa layak bicara. Bila ia harus mencari alasan, mungkin hanya satu : ia telah bekerja.

Tiga puluh satu tahun setelah dilaluinya dalam pegabdian, kerja, karya, yang luar biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya, sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan kepemimpinannya. Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat:

“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang adil, shalih dan penyayang. Rentangkan pengayomamu untuk rakyatmu, tanpa kecuali, bekerjalah untuk menyebarkan islam. Karena sesungguhnya itu merupakan kewajiban para penguasa di muka bumi. Dahuluklan urusan agama atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah kamu jemu dan bosan untuk terus menjalaninya. Janganlah engkau angkat jadi pegawaimu mereka yang tidak peduli dengan agama, yang tidak menjauhi dosa besar, dan yang tenggelam dalam dosa. Jauhilah olehmu bid’ah yang merusak. Jagalah setap jengkal tanah islam dengan jihad. Lindungi harta di baitul maal jangan sampai binasa. Janganlah sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu kecuali dengan cara yang benar sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka yang lemah mendapatkan jaminan kekuatan darimu. Berikanlah penghormatanmu untuk siapa yang memang berhak.” “Ketahuilah, sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan di tengah tubuh negara, maka muliakanlah mereka. Semangati mereka. Bila ada dari mereka yang tinggal di negeri lain, hadirkanlah dan hormatilah mereka. Cukupilah keperluan mereka.” “Berhati-hatilah, waspadalah, jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara. Jangan sampai engkau jauhkan ahli syari’at dari pintumu. Jangan sampai engkau cenderung kepada pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran islam. Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kta, hidayah itulah jalan kita. Dan oleh sebab itu kita dimenangkan.” “Ambilah dariku pelajaran ini. Aku hadir ke negeri ini bagaikan seekor semut kecil. Lalu allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah di jalan yang telah aku lalui. Bekerjalah untuk memuliakan agama islam ini, menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara, berfoya-foya, dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya. Sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran.”

Itulah wasiat al-Fatih. Ia telah mencatatkan tinta emas dalam sejarah dan mengukir prestasi yang insya Allah layak dibanggakan dihadapan Allah SWT dengan membuktikan pada dunia melalui usaha yang nyata. Kini tinggal kita wahai Saudaraku, yang akan merealisasikan hadits Rasulullah SAW:

“Di tengah-tengah kalian terdapat masa Kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu ketika Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada masa Kekhilafahan yang mengikuti manhaj Kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu saat Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekuasaan yang zalim yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu ketika Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekuasaan diktator yang menyengsarakan, yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu saat Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Selanjutnya akan muncul kembali masa Kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian.” Setelah itu Beliau diam. (HR Ahmad).

tsumma takuunu khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah” dengan fikrah Islam dan thoriqah Rasulullah sebagai senjata kita, akan segera kita taklukkan atas izin Allah, ideologi Kapitalis yang saat ini sebagai benteng kuat di benak seluruh penguasa kaum muslim, dan kita dirikan diatas puing-puingnya Negara KHILAFAH ISLAMIYAH!!! ALLAHU AKBAR!!!

Wallahu a’laam bishowab.

Sumber: dakwahkampus.com
Baca seterusnya..

Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku

Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya
Dirimu yang bertakhta

Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu

Kadang-kadang tidak kita sangka sesuatu perkara yang tak dikehendaki tu akan berlaku dalam hidup kita. Rasa seperti dalam mimpi yang sangat ngeri. Rasa seperti nak bangun dari tidur secepat mungkin. Nak keluar dari mimpi yang ngeri ni secepat mungkin. Tapi, sayang..Ini adalah realiti. Realiti yang tak dapat lagi untuk kita berlari, untuk kita lupakan begitu sahaja. Alam realiti yang perlukan kita tempuhi ujian Allah ni dengan usaha beserta tawakal hanya pada Allah.. Ya Allah... Engkau kuatkanlah hati kami dalam tempuhi ujian Mu ini ya Allah.. Janganlah dipinta ringankan ujian bagi kita, tapi, mintalah dikuatkan hati kita, ditingkatkan iman kita.Ku yakin ya Allah.. Masih banyak lagi ujian Mu yaAllah.. Ujian Mu yang menguji tahap keimanan hamba-hambaMu.. Moga kami lulus ujian Mu ni Ya Allah... Ku pasrah dan ku redha ketentuanMu.. Jangan Engkau biarkan ku rapuh dalam langkahku mencari redha Mu Ya Allah. Akan ku terus mencari dan menanti hikmah ujianMu ini ya Allah. Astagfirullah...







T_T
Baca seterusnya..


Bismillahirrahmanirrahim..

عن حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Artinya: Dari Huzhaifah bin Al-Yaman berkata:” manusia biasa bertanya pada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedang aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan, karena khawatir akan mengenaiku”. Saya berkata: “Wahai Rasulullah SAW apakah kami dahulu dimasa Jahiliyah dan penuh kejahatan, kemudian Allah mendatangkan dengan kebaikan ini (Islam). Apakah setelah kebaikan ini adalagi keburukan”. Rasul SAW menjawab:”Ya”. Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan”. Rasul SAW menjawab:”Ya, tetapi ada polusinya”. “Apa polusinya?”. Rasul menjawab:” Kaum yang mengambil hidayah dengan hidayah yang bukan dariku, engkau kenali dan engkau ingkari”. Saya berkata:” Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?”. Rasul SAW menjawab:” Ya, para penyeru ke neraka jahanam, barangsiapa yang menyambut mereka ke neraka maka mereka melamparkannya ke dalam neraka”. Saya berkata:” Ya Rasulullah SAW, terangkan ciri mereka pada kami?”. Rasul SAW menjawab:” (kulit) mereka sama dengan kulit kita, berbicara sesuai bahasa kita”. Saya berkata:” Apa yang engkau perintahkan padaku jika aku menjumpai hal itu?” Rasul SAW bersabda:” Komitmen dengan jamaah muslimin dan imamnya”. Saya berkata:” Jika tidak ada pada mereka jamaah dan imam?” Rasul menjawab:” tinggalkan semua firqah itu, walaupun engkau harus menggigit akar pohon sampai menjumpai kematian dan engkau tetap dalam kondisi tersebut” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menceritakan lagi satu informasi kenabian yang mutlak kebenarannya. Apalagi hadits ini diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan imam Muslim dua imam hadits yang disepakati keshahihan haditsnya oleh para ulama. Dan hadits ini dikeluarkan oleh Huzhaifah bin Yaman yaitu seorang sahabat Rasul saw yang sangat pakar di bidang fitnah dan masa depan (Futurolog). Pertanyaan yang dikemukakan Huzhaifah terasa aneh, kalau sahabat lain bertanya tentang kebaikan, justru ia bertanya tentang keburukan, agar dapat diantisipasi oleh dirinya dan umat Islam. Huzhaifah paling tahu masalah-masalah rahasia, tidak salah kalau ia disebut inteljen Rasulullah saw. Umar bin Khattab ketika ingin mengetahui orang-orang munafik bertanya pada Huzhaifah bin Yaman. Bahkan Umarsendiri - karena begitu besar rasa takutnya- bertanya apakah ada sifat nifak pada dirinya, yang kemudian di jawab Huzhaifah, tidak ada.

Hadits ini menceritakan betapa nanti akan terjadi distorsi pengamalan umat Islam terhadap ajaran Islam. Sehingga Islam diliputi polusi atau syubhat yang mengkaburkan kebenaran ajaran Islam. Pada saat itulah muncul fitnah dan banyak orang-orang yang menyeru ke pintu neraka Jahannam (Du’at ilaa abwaabi Jahnnam).

KARAKTERISTIK PARA PENYERU KE NERAKA JAHANNAM

Satu: Pemimpin yang Memiliki Warna Kulit dan Bahasa yang Sama dengan Mayoritas Rakyat. Para penyeru tersebut ternyata para pemimpin atau tokoh masyarakat atau tokoh politik atau tokoh agama yang diikuti oleh banyak masa sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain oleh imam Muslim, yaitu: “Pemimpin yang tidak mengambil hidayah Rasul dan juga tidak mengikuti sunnahnya”. Ungkapan yang sama juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash: 41-42,

َجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ(41)وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِين

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah la`nat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).

Mereka muncul dari kelompok Islam dan memimpin umat Islam. Kulit dan bahasanya sama dengan mayoritas umat Islam. Merekalah kelompok yang paling bahaya bagi umat Islam karena mereka menggunakan istilah-istilah Islam yang dapat menyesatkan umat Islam, mereka juga sangat membahayakan karena lahir dari kelompok Islam dan memiliki pengikut yang banyak dari umat Islam.

Dua: Mengajak Manusia ke Neraka Jahannam

Ungkapan-ungkapan mereka mengandung kekufuruan dan kefasikan dan mereka menyangka itu benar. Ungkapan kufur itu dibungkus ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Sementara masyarakat awwam banyak yang mengikuti pemimpin tersebut karena kebodohannya. Ungkapannya ibarat sabda, perbuatannya selalu dianggap benar. Pemimpin tersebut mengajak rakyatnya untuk masuk ke neraka Jahannam (sadar atau tidak sadar) dengan berbagai macam cara yang licik. Maka mereka adalah pemimpin yang sesat dan menyesatkan. Adapun cara-cara yang digunakan manusia untuk menyesatkan mereka dan mengajak ke neraka al:

- Memimpin rakyatnya ke jalan syetan yang mengantarkan ke neraka.

Firman Allah:

يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ

“Ia berjalan di muka kaumnya di Hari Kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi”(QS Hud 98).

- Menguasai mas media

Firman Allah :

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

“(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu” (QS An-Nahl 25).

Firman lain:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”(QS As-Shaaf 8).

- Menggunakan sarana musik dan nyanyian

Firman Allah:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan”(QS Luqmaan 6).

- Merubah ni’mat Allah dengan kekufuran

Firman Allah:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ(28)جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar ni`mat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

Dalam upayanya untuk menyesatkan manusia para pemimpin itu menggunakan berbagai macam cara yang dikuasainya. Seperti menggunakan harta untuk menipu kaum lemah dan miskin, menggunakan mas media, bahkan kalau tidak mau tunduk mereka menyiksanya dan membunuhnya, begitulah diantara ciri penyeru ke neraka Jahannam.

Tiga: Mereka Memiliki Hati Syetan

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim:”Hati mereka adalah hati syetan dalam jasad manusia”. Para penyeru ke neraka Jahannam hati mereka sangat keras melebihi kerasnya batu sehingga tidak merasakan apa yang dirasakan umatnya. Bahkan untuk mengokohkan kekuasaanya mereka tidak segan-segan menyakiti, menyiksa dan membunuh rakyatnya sendiri. Sikap mereka terhadap rakyatnya melebihi sikap terhadap musuh-musuhnya.

Sesungguhnya hati jika sudah mengeras maka kehilangan daya sensitifitasnya. Mereka menganggap sama antara yang baik dengan yang buruk dan tidak merasakan penderitaan rakyatnya, semuanya serba diremehkan. Kesakitan masyarakat dianggap biasa, lumrah dan tidak dianggap repot. Dan hati syetan tentu saja lebih keras dan lebih jahat dari semua hati. Penderitaan masyarakat dianggap hiburan yang menyenangkan, kesesatan masyarakat adalah tujuan mereka sehingga pada saat masyarakat sesat memudahkan untuk ditundukkan dan patuh kepadanya.

PERBUATAN PARA PENYERU KE NERAKA JAHANNAM

1. Mengekor pada yang lain.

Walaupun dimata masyarakat mereka adalah pemimpin tetapi pada dasarnya mereka mengekor fihak lain atau mengikuti kemauan bangsa lain. Para penyeru ke neraka jahannam biasanya adalah antek-antek orang kafir baik Yahudi, Kristen, Barat maupun Cina, Timur Komunis. Allah swt berfirman:

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok"(QS Al Baqarah 14).

2. Menganggap Rendah Kaumnya

Karena mengekor pada yang lain sehingga mereka merasakan dan menganggap rendah pada diri dan kaumnya. Mereka memaksa kaumnya untuk mengikuti pola Barat atau Timur. Pemimpin-pemimpin seperti ini pada hakekatnya pengokar peradaban Barat yang sekuler atau peradaban Timur yang kafir.

3. Menghancurkan Nilai-Nilai Moral

Para penyeru ke neraka Jahannam menginginkan agar masyarakat tidak komitmen pada ajaran Islam, karena hal itu akan menyulitkan mereka. Lebih dari itu ketika masyarakat komitmen pada ajaran Islam maka mereka susah menguasainya sehingga mereka berusaha menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai Islam. Allah swt berfirman:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ(8)ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka (QS Muhammad 8-9).

ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka” (QS Muhammad 28).

4. Memerangi Da’wah Islam

Mungkin pada awalnya mereka tidak secara langsung memerangi da’wah tetapi mempersempit ruang lingkupnya. Mereka kemudian menuduh orang-orang yang berda’wah dengan tuduhan yang keji seperti ekstrimis, fundamentalis, frovokator dan teroris. Hal ini menyebabkan masa menjauhi aktifis da’wah. Disisi lain menumbuh suburkan da’wah yang tidak membahayakan kekuasaannya seperti menumbuhsuburkan tasawuf, filsafat, pemikiran sosialis dll. Lebih jauh lagi mereka berani menyiksa dan membunuh aktifis da’wah karena mereka sudah memfonisnya sebagai yang membahayakan negara.

Demikian aktifitas para penyeru ke neraka Jahannam menggiring manusia untuk disesatkan dengan berbagai macam cara dan sarana sampai pada akhirnya mereka mengikuti penyeru tersebut untuk masuk bersama-sama ke neraka Jahannam. Oleh karena itu para da’i kebenaran tidak boleh gentar menghadapi mereka dan terus-menerus menda’wahkan Islam, mengikhlaskan niat, merapatkan barisan menggalang kekuatan dan menjelaskan kesalahan dan kesesatan mereka sehingga masyarakat tahu dan sadar akan kebenaran ajaran Islam dan sampai ajaran Islam tegak di bumi ini. Dan diantara kunci selamat dari fitnah tersebut, yaitu dengan masuk dalam jamaah Islam dan mengikuti imamnya.

Baca seterusnya..

Sign by Danasoft - Get Your Free Sign