Masa: 9.00 pagi - 12.30 tghr
Tempat: Khilafah Centre, 47-1 Jalan 7/7A, Seksyen 7,
Bandar Baru Bangi
Tel/Fax: 03-8922 3149
Masuk adalah percuma
"Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau.Sedangkan akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.Tidakkah kamu mengerti?"-[6:32]
Buat sahabatku muslimah yang disayangi dan juga saudara-saudara seakidahku yang dikasihi. Moga kisah cerita ini dapat direnungi bersama dan diteladani. InsyaAllah, berkat dan redha Allah sentiasa mengiringi kalian jika timbangan atau ukuran perbuatan kita sentiasa mengikut hukum syara' yang telah ditetapkan.
******
Temanku datang dalam keadaan yang tidak seperti biasa, hari ini dia datang dengan menggunakan hijab. Teman-teman yang lain pula mulai mendekatinya, ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi dengannya, kemudian salah seorang diantara kami bertanya :
“Loh? Ini baju baru model apa yang kamu pakai…Apa sebab kamu memakainya?” Dia menjawab dengan hati senang dan bangga , “Ini adalah hijab yang Allah wajibkan kepada setiap muslimah, apakah kalian tidak mendengar
Firman Allah : “Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”( QS Al Ahzab :59)
Dan apakah kalian juga tidak membaca ??
Firman Allah : “Katakanlah kepada wanita yang beriman ,Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung hingga ke dadanya” ( QS An Nuur : 31)
Kemudian salah seorang dari kami bertanya dengan nada tidak senang …Kenapa Islam mewajibkan wanita untuk menyembunyikan kecantikan dan keindahannya?! Padahal keduanya adalah daya tarikan dan perhiasannya?”
Diapun menjawab… "Ukhtiku yang mulia…Sesunguhnya hijab perintah Allah yang Maha Pencipta dan Penyayang dan diwajibkan bagi seluruh kaum hawa .Tentulah Dia lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya. Hijab ibarat kulit pembungkus mutiara, bukanlah untuk menutupi keindahan mutiara tetapi untuk memelihara dan menjaga agar keindahan dan kecantikannya tetap murni dan tidak ternoda.
Ukhtiku yang baik, sesungguhnya disebalik jilbab yang syar’i itu terdapat makna kehidupan , iman dan kesopanan. Kerana kecantikan itu bukan disebabkan make up yang dipoleskan pada wajah, atau kerana pakaian-pakaian yang menyesatkan, tapi sesungguhnya kecantikan yang sebenarnya berada dalam hati seorang mukminah yang kuat iman, sempurna akhlak dan cinta kepada Allah dan Rasulnya.”
Kami pun segera menghujaninya dengan pertanyaan baru…"Apakah kamu tidak khuatir justeru dengan hijabmu ini akan menghalangimu untuk mendapat jodoh?" Dengan hati yang mantap kembali dia menjawab…"Apakah kalian belum mengetahuinya wahai saudariku muslimah
“…Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik ….” (QS An Nuur :26)
“Wahai saudariku muslimah…Sesunguhnya aku tidak akan pernah rela menikah kecuali dengan laki-laki yang berpegang teguh terhadap agama Allah dan inilah yang kujadikan cita-cita untuk kehidupanku di masa yang akan datang. Adapun seorang suami yang memperbolehkan isterinya untuk memperlihatkan perhiasannya di depan umum dan menghinakannya di hadapan manusia, apakah dia tidak menyedarinya bahawa sesungguhnya dia telah mengambil hak Allah, kalau begitu bagaimana laki-laki seperti itu mampu menjaga diriku dari api neraka?”
Kembali seorang dari kami bertanya :
“Wahai ukhtiku , bagaimana dengan mereka yang akan mengejekmu dan menuduhmu sebagai orang yang ketinggalan zaman?” dia pun kembali menjawab : “ Kenapa kamu mempercayai kata-kata syaitan dan teman temannya yang selalu berusaha menjauhkan kita dari jalan Allah?
Sesungguhnya kebatilan itu walaupun terletak di dalam sumur yang dalam, pastilah akan tetap berusaha untuk terus menggodamu hingga kamu mengikutinya dan akhirnya menghiasimu dengan perbuatan buruk yang hanya menjadikan kamu terlihat indah di hadapan manusia. Inilah keburukan yang sebenarnya !!! Iaitu ketika kita mengikuti kata- kata syaitan hanya untuk terlihat baik di mata manusia…”
“Wahai ukhti muslimah…aku nasihatkan kepadamu sekalian…Sesungguhnya hanya ada dua pilihan bagi kalian, tinggal di neraka untuk selamanya atau tinggal di syurga untuk selamanya dan tidak ada kata lain untuk lari dari apa yang telah Allah dan RasulNya tetapkan ,
Sabda Rasul : Dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat (pada zaman ini) satu kaum yang memegang pecut(cemeti) bagaikan ekor lembu yang digunakan untuk memukul manusia,dan perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi seperti telanjang , merayu-merayu menarik hati dan berlengang-lengang membesarkan kondenya bagaikan punggung untuk yang mereng, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya padahal baunya sungguh bisa tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun. ( Hadis Riwayat Muslim)
“Ukhtiku muslimah , apa gunanya menutupi sebahagian badan tetapi membuka sebahagian yang lainnya atau memakai pakaian panjang akan tetapi ketat sehingga membuat mata laki-laki terpesona? ..Apakah kamu mahu mengikuti budaya barat yang membuat kemuliaanmu terletak dipakaian yang dipersempit. Hati-hatilah, kalian adalah murobbi umat dan dari tangan kalianlah akan lahir generasi -generasi handal . Hati-hatilah , kamu ibarat bintang kejora yang sedang bersinar yang sinarnya akan mempengaruhi segala sesuatu disekelilingnya ..”
Saat itu aku pun menyedari akan kebenaran kata-katanya, ucapannya terus merasuk ke lubuk hatiku yang paling dalam. Timbul keinginan dariku untuk kembali ke jalan Allah dengan menghidupkan iman dan keyakinan yang kuat , aku pun ingin merasakan manisnya ketaatan…Berlinanglah air mataku sebagai tanda penyesalan.
Kemudian aku pun berkata “ Ukhtiku…Semoga Allah membalas kebaikanmu.. ajarilah aku bagaimana hijab yang syar’i itu? Aku ingin memperbaiki diriku dihadapan robbku dan sungguh aku menyesali segala perbuatan maksiat yang pernah aku lakukan .”
Wahai muslimah…sesunguhnya diwajibkan bagi kamu untuk menyembunyikan perhiasanmu dan hendaklah akhlakmu adalah sifat malu dan kesopanan adabmu adalah islam , hiasanmu adalah taqwa kepada Allah, qona’ah dan redha kepada Robbmu dan diwajibkan kepadamu untuk memakai baju panjang yang menutupi seluruh badan . Lebar dan tidak sempit , tidak menonjolkan anggota tubuh , tidak melenakan pandangan laki-laki , tidak juga menyerupai pakaian kaum laki-laki dan tidak menjadi buah bibir orang.
Wahai muslimah, hati-hatilah dari menyelisihi petunjuk Islam yang akhir-akhir ini sering terjadi seperti memakai minyak wangi ketika keluar rumah , memakai baju yang ketat dan terbuka atau memakai celana panjang ataupun mewarnakan kuku yang bisa menghalangi air sampai ke tempat-tempat wajib wudhu sehingga merosak keabsahannya. Sungguh menyedihkan kerana hal ini banyak dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya berhijab.
Dan kepada para muslimah yang istiqomah hendaklah selalu berakhlak mulia dan berpegang teguh terhadap syariat Allah
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingati Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) “(QS Al Hadid: 16)
BE A GOOD MUSLIMAH, INSYA'ALLAH
Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit. Beberapa hari mengalami naza’ tapi tak juga sembuh.
“Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah,” ratap perempuan itu.
Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa hiba. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah rapat terkunci.
Berulang kali dicuba, mulutnya tetap tidak mahu membuka walaupun sedikit. Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang dan mengkhabarkannya kepada Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah.
“Sudahkah dicuba bertalqin di telinganya?” tanya Nabi.
“Sudah Rasulullah, tetapi mulut itu tetap terbungkam rapat.”
“Biarlah aku sendiri pergi ke sana.” kata Nabi.
Pabila melihat keadaan Al-Qamah, Nabi bertanya kepada isteri Al-Qamah,
“Masihkah kedua orang tuanya?” tanya Nabi.
“Masih ya Rasulullah,” tetapi tinggal ibunya yang sudah tua.” jawab isterinya.
“Di mana dia sekarang?”
“Di rumahnya, tetapi rumahnya jauh dari sini.”
Tanpa banyak bicara , Rasulullah SAW lalu mengajak sahabatnya menemui ibu Al-Qamah mengabarkan anaknya yang sakit parah.
“Biarlah dia rasakan sendiri”, ujar ibu Al-Qamah.
“Tetapi dia sedang dalan keadaan nazak, apakah ibu tidak merasa kasihan kepada anakmu?” tanya Nabi.
“Dia berbuat dosa kepadaku,” jawabnya singkat.
“Ya, tetapi maafkanlah dia. Sudah sewajarnya ibu memaafkan dosa anaknya,” pujuk Nabi.
“Bagaimana aku harus memaafkan dia ya Rasulullah jika Al-Qamah selalu menyakiti hatiku sejak dia memiliki isteri,” kata ibu itu.
“Jika kau tidak mau memaafkannya, Al-Qamah tidak akan bisa mengucap kalimat syahadat, dan dia akan mati kafir,” kata Rasulullah.
“Biarlah dia ke neraka dengan dosanya,” jawab ibu itu.
Merasa pujukannya tidak berhasil meluluhkan hati ibu itu, Rasulullah lalu mencari ikhtiar lain. Rasulullah berkata kepada sahabatnya Bilal.
“Hai Bilal, kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya,” perintah Nabi.
“Untuk apa kayu bakar itu Rasulullah,” tanya Bilal kehairanan.
“Akan kugunakan untuk membakar Al-Qamah, daripada dia hidup tersiksa seperti itu, jika dibakar dia akan lebih cepat mati, dan itu lebih baik karena tak lama menanggung sakit”, jawab Rasulullah.
Mendengar perkataan Nabi itu, ibu Al-Qamah jadi tersentak. Hatinya luluh membayangkan jadinya jika anak lelaki di bakar hidup-hidup. Ia menghadap Rasulullah sambil meratap,
“Wahai Rasulullah, jangan kau bakar anakku,” ratapnya.
Legalah kini hati Rasulullah karena bisa meluluhkan hati seorang ibu yang menaruh dendam kepada anak lelakinya. Beliau lalu mendatangi Al-Qamah dan menuntunya membaca talkin. Berbeza dengan sebelumnya, mulut Al-Qamah lantas bergerak membacakan kalimat zikir membaca syahadat seperti yang dituntunkan Nabi.
Jiwanya tenang kerana dosanya telah diampuni ibu kandungnya. Al-Qamah kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan fasih mengucapkan kalimat syahadat. Dia meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Sesungguhnya syurga adalah di bawah telapak kaki ibu.
*****
Sesungguhnya keredhaan Allah letaknya pada redha kedua ibu bapa kita. Bersamalah kita berusaha menjadi anak yang soleh dan solehah. Terlajak perahu, boleh diundur.. Tapi terlajak kata, menyesal tak sudah. Kadang-kadang manusia sangat leka dengan nikmat yang Allah beri. Kehadiran kedua ibu bapa merupakan satu anugerah dan nikmat yang tak terkira bagi saya. Jadi, hargailah mereka selagi masa masih ada.
Firman Allah dalam surah Al-Luqman:14
"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuany. Ibunya telah mengandungkannya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada orang tua mu. Hanya kepadaKu kembalimu."
I luv my family and i strongly love ummi and abah.. Thanks Allah for give me both of them... Alhamdulillah.. Please click this and read it if u all love your parenst, especially your father.
Malam itu cuaca begitu cerah, terlihat indahnya rembulan yang bersinar temaram di angkasa. Sang angin bersemilir mendesir, hembusannya hingga menembus rongga-rongga dada. Dari kejauhan, terdengar suara adzan berkumandang bersahutan dari corong-corong masjid.
Seorang lelaki dengan baju coklat putih berjalan menuju “rumah Allah” untuk menjalankan sholat berjamaah. Menghadap Ilahi Rabbi dengan sepenuh hati, ia pasrahkan segalanya pada Allah semata. Lelaki itu adalah Irfan.
Usai sholat Isya’, pemuda itu segera pulang ke rumah. Ia masih ingat jika malam ini ada janji untuk datang ke rumah Ikrar. Irfan kemudian meluncur ke lokasi. Tak seberapa lama mencari, ia sudah bisa menemukan rumaht sahabat yang belum lama dikenalnya itu.
Sesampainya di depan halaman rumah, Irfan bertemu dengan seorang mak cik yang memakai tudung berwarna abu-abu. Wanita yang sudah agak tua itu sedang duduk santai di sebuah kerusi rotan di beranda.
"Assalamu'alaikum" Irfan memberikan salam kepada Mak cik tersebut.
"Wa'alaikumsalam", iya ada apa dik?" Tanya mak cik itu.
"Maaf mak cik, saya mahu jumpa dengan encik Ikrar, betul ke di rumah ini ada yang bernama Ikrar?"
"Oh iya ada dik, silakan masuk!, Ikrar ada di bilik paling hujung". Makcik itu menunjuk sebuah bilik.
Akhirnya Irfan pun bertemu dengan Ikrar. Mereka berdua berborak panjang lebar. Teh hangat dan beberapa jenis juadah ringan menemani perbincangan mereka berdua. Rupanya itu sudah disiapkan oleh Ikar untuk menjamu tamu istimewanya itu.
Mereka juga membicarakan tentang perjuangan untuk menegakkan Islam.
"Akh, sebelumnya afwan ya, ada beberapa orang yang mengatakan kalau dakwah antum dan teman-teman antum itu hanya NATO (No Action Talk Only) saja, macam mana tanggapan antum akh?". Tanya Ikrar.
Mendegar pertanyaan sahabatnya itu, Irfan hanya tersenyum lalu mengatakan:
“Kalau mengaggap kami hanya NATO atau hanya bercakap saja, dan tidak melakukan tindakan riil itu juga tidak benar akh!”
Lalu Irfan menjelaskan dengan cukup detail.
"Pertama, wacana itu memang harus dijalankan, ertinya seruan penegakkan syariah dan khilafah itu mesti disuarakan, agar masyarakat menjadi paham bahwa penerapan syariah secara kaffah merupakan tuntutan keimanan mereka, dan hanya dengan kembali mengamalkan syariah Islam secara kaffah lah umat ini bisa menjadi sejahtera dan mulia.
Sedangkan terkait aplikasinya tentu hal itu boleh direalisasikan jika daulah Islam atau khilafah itu tegak, sebab seperti yang kita ketahui bahwa syariah islam itu ada yang pengamalannya secara individu, seperti sholat, zakat dan lainnya, namun juga ada syariah Islam yang pengamalan bersifat struktural. Artinya aplikasinya harus melalui penegakkan daulah Islam. Padahal apa yang disuarakan, seperti sistem ekonomi Islam, politik Islam, sistem hukuman Islam, dan solusi-solusi lain itu juga bersifat stuktural.
Sebagaimana yang lain, ketika ustadz Abu bakar ba'asyir, Habib Rizieq Syihab, ust. Ma'ruf Amin, ust. Arifin Ilham, dan ustadz-ustadz yang lain ketika mereka misalnya menyuarakan bahwa seorang pencuri harus diberi hukuman sesuai dengan hukum Islam, maka beliau-beliau juga belum boleh mempraktekkannya. Sebab, semua itu yang boleh mengaplikasikan adalah sebuah institusi atau daulah Islam.
Dan tuntutan penerapan syariah Islam itu harus disuarakan, bukannya malah disembunyikan.
Allah telah mengingatkan: "Dan janganlah engkau mencampurkan yang haq dengan yang batil, dan janganlah engkau menyembunyikan yang haq itu, sedangkan engkau mengetahuinya". (QS. Al-Baqarah: 42)
"Siapa yang berani mengatakan, ketika utadz-ustadz tersebut sedang berceramah kemudian menerangkan tentang syariah Islam, terus bilang 'jangan hanya berwacana saja ustadz!'.” Senyum Irfan.
"Kemudian jika ada pertanyaan lagi, seperti apa tindakan riilnya? ya dengan berbagai macam bentuknya, boleh dengan amal jamaah maupun amal fardhiyah, boleh berupa penyelenggaraan seminar-seminar, masirah, pembuatan majalah, buletin ataupun tabloid, kontak tokoh, dan masih banyak lagi. Itukan riil.
Karena itu, syariah Islam memang harus dibicarakan. Yang keliru adalah pihak yang tidak berani menyuarakan (mewacanakan) syariah Islam, bahkan cenderung menyembunyikan kebenaran, serta aplikasinya malah mempraktekkan sekulerisme demokrasi!!
Kedua, jika yang dimaksud tindakan riil adalah berupa aktiviti sosial, maka meskipun aktiviti utamanya adalah mengajak masyarakat untuk kembali melanjutkan kehidupan Islam (isti’naf al-hayah al-Islamiyyah), namun juga bukan berarti meninggalkan hal itu, dan itu biasanya dilakukan dengan qodho' mashalih umat, seperti membuka posko bencana dan lain-lain. Dan memang terkadang aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukan teman-teman bukan atas nama jamaah, melainkan atas nama pribadi saja.” Irfan kembali tersenyum pada sahabatnya itu. Meskipun baru kenal belum begitu lama, namun mereka sudah tampak sangat akrab.
Ikrar mengangguk-angguk
Keterangan:
Tokoh utama yang dahulu bernama Kimin (Sukimin Winangun) diganti dengan nama Irfan (Irfan Maulana)
Nota kaki: Artikel sebenar dalam bahasa indonesia, tapi saya dah mengedit serba sedikit dalam bahasa Malaysia setakat yang saya tahu sahaja. Sekian, terima kasih...
Saat Ratib Cinta bergema,
Aku tertunduk kaku,
Memikul labuhan dusta dan dosa semalam,
Merenung mencari kembali lambaian kasihNya,
Setelah melewati silam yang kelam suram.
Saat Ratib Cinta bergema,
Titis-titis air mata rindu mengalir lesu,
Terhimpit antara keluh kesah dunia yang tidak pernah sudah,
Merenung mencari kembali lambaian kasihNya,
Setelah silam durjana mematikan hatiku.
Saat Ratib Cinta bergema,
Terpaku aku di hamparan sejadah rindu,
Meniti sepertiga malam yang kaku bisu,
Menanti sinar cahayaNya menyuluh,
Suram hati yang gersang tanpa kasihNya.
Ratib Cinta akan terus bergema,
Tanpa jemu dan lelah,
Menanti pengampunanNya,
Kerana aku tahu Dialah segalanya.
Ya Allah,
Andai ini Ratib Cinta terakhirku,
Ampuni segala khilaf semalamku,
Ya Rabbi.